Adat Istiadat Memasukan Koin ke Peti Mati di Sapporo – Pemerintah kota Sapporo, Jepang, jadi pembicaraan luas sesudah mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak menaruh koin di dalam peti mati sebelum prosesi kremasi. Menurut laporan beberapa media, pemerintah Kota Sapporo di Prefektur Hokkaido mengeluarkan pengumuman resmi kepada semua krematorium sejak bulan April untuk mengakhiri rutinitas masyarakat yang menaruh koin 10 yen di dalam peti mati, menurut laporan beberapa media lokal.

Dalam adat istiadat warga Hokkaido, koin 10 yen dipercaya sebagai bekal untuk arwah untuk membayar biaya feri saat menyeberangi Sanzu River, yaitu sungai mitologis di ajaran Buddha Jepang yang di percaya harus di lalui jiwa-jiwa sebelum reinkarnasi. Keyakinan sama juga di jumpai di Tiongkok. Di sana, arwah kabarnya harus melaui Naihe Bridge, tempat mereka di sajikan sup oleh dewi pelupa, Meng Po, agar menghapuskan kehidupan lamanya sebelum mengawali yang baru.

Koin Bisa Merusak Alat Kremasi

Tapi, kenaikan jumlah kremasi di Sapporo yang sampai sekitar 26 ribu kasus tahun lalu, membuat adat istiadat ini menyebabkan masalah baru untuk pihak krematorium. Seorang staf pemerintah kota bermarga Fujita menerangkan kalau koin logam akan melumer selama prosesi kremasi serta menempel di alas pembakaran yang terbuat dari logam juga. Ia menjelaskan kalau kondisi itu memaksa petugas membersihkan bekas logam secara manual, yang bisa memerlukan waktu sampai satu jam serta bisa memperpendek umur peralatan kremasi.

Baca juga : PHK Massal Terjadi di Gudang Garam

Kebiasaan dari Mitologi Kuno

Seorang staf penyedia jasa pemakaman lokal menjelaskan kalau kebiasaan ini berawal dari mitologi kuno Jepang tentang membayar enam mon, satuan uang zaman dahulu, sebagai biaya menyeberangi Sanzu RIver. Di sejumlah kasus di mana koin tidak menempel di alat kremasi, sejumlah orang bahkan mengambilnya kembali serta menyimpannya sebagai jimat keberuntungan. Walaupun seperti itu, sejumlah warga menyatakan khawatir larangan ini akan membuat arwah orang tua mereka tidak bisa menyeberangi Sanzu River. Untuk menghormati keyakinan lama tanpa menyebabkan masalah baru, beberapa krematorium sekarang menyiapkan lembaran kertas dengan gambar enam koin kuno untuk pengganti yang biasa di taruh di dalam peti mati.

Permintaan Lain

Sementara itu, pemerintah Kota Sapporo juga mengeluarkan brosur yang berisi pemberitahuan agar masyarakat tidak meletakkan benda lain seperti boneka, handphone, atau botol minuman ke dalam peti mati. Langkah itu di laksanakan karena benda-benda itu bisa merusak peralatan kremasi serta mencemari lingkungan.